Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia – Pilihlah pesantren sebagai tempat belajar haruslah berhati-hati, menyesuaikan dengan visi dan misi diri dan hasil yang diharapkan. Berikut ini dipaparkan 15 pondok pesantren terbaik di Indonesia, meskipun dari sisi pengajaran, jenis pendekatan, atau keterbukaan.
Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia
1. Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar
carisbrookehighschool – Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar is born out of outrage against environmental degradation and the rise of religious conservativism. For this reason, Pesantren Ekologi Misykat Al-anwar was established to conduct education based on pesantren as well as training with an inclusive environment; open to people with diverse religious backgrounds and gender identity, primarily marginalized civil society.
Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar has been constructed by a group of researchers and environmental activists, including Profesor Hariadi Kartodihardjo (IPB’s Guru Besar Kebijakan Lingkungan), Roy Murtadho (agraria and environmental researcher), Noer Fauzi Rachman (agraria researcher), and Siti Barokah (women’s activist).
Pesantren yang berada di Kabupaten Bogor ini telah menyambut santri yang tinggal sejak 2019. Pesantren ini secara resmi terbawah legalisasi Yayasan Hamalatul Ardhi al Murtadho pada 2020. Pesantren ini diteruskan langsung suami-isteri Roy Murtadho dan Siti Barokah. Lebih mudah bertransaksi dengan slot deposit pulsa di slot88
2. Pondok Pesantren Nurul Jadid
Pondok Pesantren Nurul Jadid terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ini dapat dikatakan sebagai pondok pesantren lama. Didirikan oleh KH Zaini Mun’im, sudah diawalnya ada tahun 1948. Pengasuhnya sudah berganti turun-temurun. Saat ini pengasuh lembaga pendidikan islam tersebut adalah KH. Moh. Zuhri Zaini.
Pesantren Nurul Jadid berkeinginan membentuk diri saleh, mandiri, berilmu, berjuang, berbakti kepada agama, masyarakat dan bangsa. Atas tujuan tersebut, pesantren ini menyelenggarakan pendidikan formal mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi.
Di pihak lain terdapat wadah atau badan otonom untuk belajar bahasa asing, hafalan Al-Qur’an, lembaga kajian kitab kuning, lembaga bahtsul masail, lembaga kajian falakiyah, lembaga kajian konservasi lingkungan hidup, dan kelompok kajian bidang filsafat.
3. Pesantren Krapyak
Pesantren Krapyak yang dibangun oleh KH M. Munawir pada 1911 ini merupakan pesantren pelopor tahfiz Al-Qur’an pertama di Indonesia dengan alamat berada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tidak hanya digunakan untuk tahfiz saja, kala berlalunya waktu, khususnya ketika kepemimpinan pesantren digantikan oleh KH Ali Maksum, Pesantren Krapyak perlahanlahan mulai membuka ruang untuk belajar ilmu-ilmu keislaman lainnya, terutama literatur Islam klasik.
Pesantren Krapyak yang sudah berdiri sejak kemerdekaan Indonesia belum terjadi sudah melahirkan beberapa tokoh nasional seperti Gus Dur, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Buchori Masruri, KH Cholil Staquf dan lainnya. Sekarang ini, Pesantren Krapyak juga semakin berkembang dan sudah membuka lembaga-lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi. Kepemimpinan pesantren juga sudah berada di tangan cucu yaitu KH R. Muhammad Najib.
Baca juga:
Pesantren Krapyak, Pelopor Tahfiz Al-Qur’an Pertama di Indonesia
4. Pondok Pesantren Waria Al-Fatah
Pondok Pesantren Waria Al-Fatah was founded by Shinta Ratri. Shinta Ratri founded Pondok Pesantren Al-Fatah with the hope of providing housing and accepting waria who aspire to learn keislaman.
Kehadirannya dimulai dari tragedi gempa yang menenggelamkan Yogyakarta tahun 2006. Lalu, atas bantuan Kiai Hamroli dan Mariana, teman transpua Shinta, Pesantren Al Fatah berdiri secara resmi pada tahun 2008. Aktivitas di pesantren ini adalah sama dengan pesantren biasa yaitu mengaji, mengulas tafsir Alquran, salat berjamaah, dan kegiatan ibadah lainnya.
# Penggagas dan pendiri pesantren ini, Shinta Ratri, sudah meninggal ketika awal Februari 2023.
5. Pondok Pesantren Dar Al-Fikr
Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon adalah Dr. (Hc). KH. Husein Muhammad atau lebih dikenal dengan sebutan Buya Husein. Beliau juga dikenal sebagai kiai feminis. Tugasnya dalam memperjuangkan kesetaraan perempuan tidak hanya dilakukan di dunia pesantren. Beliau pernah menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan untuk periode 2007-2009 dan 2009-2012.
Bahkan itu saja, Buya Husein juga berdiri Yayasan Fahmina yang tertarik pada perempuan yang belajar. Bahkan ia memiliki posisi strategis dalam forum Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Pesantrennya yang dipandanginya mengurus santri dengan deragam tingkat usia, bahkan yang sudah tidak lagi menempuh pendidikan formal lagi.
6. Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy
Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy was established by KH Muhammad and Nyai Hj. Masriyah Amva on 20 November 1993. From 2006, the pengasuh of Pesantren Kebon Jambu has been substituted by Ny. Hj. Masriyah Amva in place of her late husband.
Pondok Pesantren Kebon Jambu terkenal dengan program unggulan ekstrakurikuler seperti seni qiraat Al-Qur’an, seni dakwah, seni kaligrafi, seni selawat, seni rebana, seni bela diri, dan lain-lain. Selama satu dasawarsa telah berlalu, pesantren itu telah melaksanakan program pendidikan dasar tingkat SMP, Paket C, Madrasah Aliyah, dan lain-lain. Program pendidikan di pondok pesantren ini juga sudah disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional.
Baca Juga :Ruben Amorim Ajukan Permintaan Khusus ke Manchester United
7. Pondok Pesantren Darunnajah
Pondok Pesantren Darunnajah merupakan salah satu bagian dari Yayasan Darunnajah Ulujami, Jakarta Selatan. Pondok Pesantren Darunnajah sekarang memiliki 20 cabang dan 64 satuan pendidikan yang berada di Sumatra, Tangerang, Bogor, Jakarta, dan Banten.
Asal-usul pondok pesantren ini dijadikan oleh KH Abdul Manaf Mukhayyar pada tahun 1942. Setelah lama berlangsung, dengan membangun banyak cabangnya, pesantren ini juga menaati pendidikan mulai dari tingkat anak usia dini sampai perguruan tinggi. Dilansir dari situs web resmi miliknya, pesantren ini tidak memiliki hubungan dengan partai politik maupun organisasi apapun. Moto yang dijalankan mereka adalah “Berdiri di Atas dan untuk Semua Golongan”.
8. Pondok Pesantren Tebuireng
Pondok Pesantren Tebuireng that was established on 1 June 1914 in Jombang, East Java. Its founder was KH Hasyim Asy’ari, famous Indonesian ulama and one of the founders of NU. The pesantren actually was the pioneer of the establishment of the pesantren in Indonesia.
Pesantren Tebuireng today already has numerous branches located in all over Java, even to Sumatra and Sulawesi. The pesantren also organized its unit of education from elementary school levels to higher education.
Salah satu kekuatan Pesantren Tebuireng tentunya latar belakang sejarahnya, yaitu keturunan KH Hasyim Asy’ari. Sarjana pondok yang beralamat di Jombang ini juga memeneng, mayoritas berkiprah di NU dan menjadi kiai besar. Salh satunya adalah Kiai Moh. Ashiem.
9. Pondok Pesantren Tambakberas
Perintis Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, adalah kakek KH Hasyim Asy’ari yaitu KH Abdus Salam atau lebih biasa dengan nama Mbah Soihah. Pondok Pesantren ini didirikan selama penjajahan Belanda, yaitu tahun 1838.
Pesantren dengan ribuan santri ini menawarkan pendidikan formal, mulai dari jenjang usia dini hingga pendidikan tingkat tinggi, di antaranya adalah sekolah tinggi kesehatan. Sampai saat ini, total santri yang belajar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas telah lebih dari 11 ribu.
10. Pondok Pesantren Lirboyo
Pondok Pesantren Lirboyo adalah lembaga pendidikan tradisional Jawa yang berdiri pada 1910 Masehi oleh KH Abdul Karim. Kini, kepemimpinan Pesantren Lirboyo dibawahi oleh salah satu cicitnya, yaitu KH M. Anwar Manshur. Santri-santri Lirboyo mencatat berkecimpung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, di antaranya pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Mengembangkan Pesantren Lirboyo hingga berdiri beberapa cabang di antaranya adalah Cabang Pagung (Kediri), Cabang Turen (Malang), Cabang Bakung (Blitar), Cabang Santren (Blitar) dan Cabang Majalengka. Model pendidikan yang dijalankan di Lirboyo adalah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Dan, pengajian kitab di pesantren ini menggunakan dua model yaitu sorogan dan bandongan.
Sorogan adalah proses belajar masing-masing santri dengan sang kiai. Bandongan berarti belajar mendengarkan pembacaan kitab secara bersama-sama alias bersama-sama santri lain.
11. Pondok Modern Darussalam Gontor
Sejarah panjang Pondok Modern Darussalam Gontor dipelopori oleh Kiai Ageng Hasan pada abad ke-18. Sistem pendidikan Gontor lalu diubah ke arah modern ketika dipimpin oleh generasi keempat yaitu KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fanani, dan KH Imam Zarkasyi.
Pondok Modern Darussalam has a menengah education and high education. The pondok already has many branches that develop in various regions in Indonesia even outside of Jawa.
The summary of the goal of education and teaching in Gontor is kemasyarakatan education, sederhana, non-partai (there is no affiliation with a party) and demanding science because of Allah.
12. Pondok Pesantren Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Ini adalah salah satu lembaga pendidikan salaf yang menempatkan pembekalan akidah, syariat, dan akhlak ahlussunnah wal jamaah sebagai hal prioritas. Salah satu yang menyusun hal ini pertama-tama ada Sayyid Sulaiman pada 1745 Masehi atau 1158 Hijriah.
Pendekatan pendidikan klasik digunakan dalam pesantren ini. Edukasi klasik yang menjadikan sesuatu pembeda utama pesantren ini selesai dibangun pada waktu pengasuhan KH Abdul Djalil bertepatan tahun 1357 Hijriah atau 1938 Masehi.
All activity learning focused at Madrasah Miftahul Ulum (MMU). MMU has four levels namely the ibtidaiyah level, tsanawiyah level, and aliyah level. The subjects studied at MMU are Islamic science studies with books authored by ulama salaf as his primary material. In certain classes, social sciences and exact sciences were still taught as complementary Islamic sciences.
Baca Juga : Rekomendasi University QS WUR Terbaik di Inggris
13. Pondok Pesantren Raudlatul Makfufin
Pondok Pesantren Raudlatul Makfufin, terletak di Kota Tangerang Selatan, Banten, memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan pondok pesantren konvensional. Pondok pesantren ini merupakan lembaga pendidikan agama khusus bagi tunanetra.
Yayasan Raudlatul Makfufin sejak 1996 telah mengembangkan Al-Qur’an braille. Pencetakannya secara masif dimulai pada tahun 2000. Utamanya Al-Qur’an tersebut digunakan dalam proses pembelajaran di lembaga ini.
Selain pendidikan agama dan ilmu teoritis, pesantren ini juga melatih bidang kemampuan seperti pembuatan kerajinan tangan, bahasa asing, dan lainnya.
14. Pondok Pesantren Ar Raudlatul Hasanah
Pondok Pesantren Ar Raudlatul Hasanah, yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara, didirikan oleh lulusan Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo. Pesantren yang berdiri tahun 1982 ini sudah secara resmi diwakafkan tahun 1986. Sejak itu pesantren ini mulai membuka program Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (pendidikan formal pesantren) atau KMI.
Pesantren ini mengambil kurikulum KMI Pondok Modern Darussalam Gontor dengan beberapa penyesuaian. Menurut kurikulum tersebut, santri dijatah masa belajar maksimal enam tahun untuk tamatan SD/MI di program reguler, serta empat tahun untuk tamatan SLTP/MTs di program intensif. Dalam kurikulum KMI diusahakan tercapainya keseimbangan dan perpaduan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum.
15. Pondok Pesantren Musthafawiyah
Pondok Pesantren Musthafawiyah stands in Purba Baru Village, Lembah Sorik Marapi, Mandailing Selatan Regency. The pesantren is one of the oldest pesantrens in Sumatra Island with an age of about a century and has brought dozens of Indonesian ulama.
Pendidikan pesantren ini didirikan oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily tanggal 12 November 1912. Sistem belajar di pendidikan pesantren ini mengambil empat tingkat tajhijiyah (3 tahun), ibtidaiyah (4 tahun), tsanawiyah (3 tahun), dan aliyah (2 tahun). Mata pelajaran yang disampaikan di pendidikan pesantren ini adalah 80 persen pelajaran agama Islam dan 20 persen pelajaran umum.